Hari yang
cerah, rasanya seperti berkaca dengan matahari. Sebelumnya perkenalkan namaku
Dinda. Hidupku setiap harinya di hiasi dengan mimpi-mimpi dan khayalanku.
Dikelas teman-teman memanggilku dengan sebutan “Si Pemimpi”. Maklum saja karna
aku hanya anak dari seorang karyawan swasta. Pada tahun 2002 ayahku terkena
penyakit struk akhirnya sejak itu ayah tidak bekerja lagi. Akhirnya ibuku
berinisiatif untung membuat warung kecil-kecilan.
Teman-teman
selalu sebal mendengar bualan impianku, yaitu pergi ke Paris. Mungkin karena
latar belakang orangtuaku yang seperti itu. Tapi aku selalu percaya dan optimis
mempunyai kesempatan untuk pergi kesana. Tiba-tiba ada yang memanggil dari jauh
“Dindaa… Dinda…” ternyata wulan dan eca sahabatku dari kecil, dan juga
tetanggaku.
“Yuk berangkat, udah telat nih kita kan hari ini ada pelajaran Guru
killer,” Ucap wulan. Guru ini memang terkenal tegas dan disipilin. Telat satu
menit saja, benar-benar tidak toleransi untuk dizinkan masuk dengan alasan apapun.
“NETTTT…NETTTT”
Akhirnya selesai juga pelajaran hari ini.
“eh pada mau kemana? Miexp dulu yuk?,” Ujar Eca. “Ayoo.”
Jawab Wulan.
“Ohyaudah kalian berdua aja yaa yang pergi? Aku harus
langsung pulang nih harus bantu ibu di warung,” ucapku.
“Oh gitu, yahh yaudah next time wajib ikut yaa din,” ujar
Wulan.
“Siap bosss.” Ujarku sambil hormat
Sesampainya
dirumah aku tergeletak didepan kipas angin. Fiuuh panas sekali hari ini. Kota
karawang yang dihiasi gedung pabrik tanpa memikirkan akibatnya, yaitu global
warming yang salah satunya akibat banyaknya pabrik-pabrik ini. Ahh malas aku
membahas kota yang aku singgahi ini yang hampir berputar 360 derajat dari
sebelumnya.
“Neng
beli…beliii..” terdengar suara dari warung, bergegas ku cepat keluar. “Iyaa
beli apa bu Ali?,” tanyaku.
“Beli beras 3liter, shampoo, dan
detergen dengan merk baru itu neng.” Jawab bu Ali.
“Maaf, bu Ali belum ada detergen
dengan merk baru itu disini, Ibu belum belanja lagi.” Jawabku
“Yaudah merk yang biasa aja neng.
Padahal di Iklannya ada hadiah gitu neng, ibu incer dapet sepeda biar anak-anak
gak rebutan lagi kalo mau main sepeda, hadiah pertamanya pergi keluar negri
neng, tapi ibu susah ngomong nama negaranya. Yaudah ini uangnya neng, ibu mau
cepet-cepet pulang, si kecil udah nungguin” Tambah bu Ali. “Oke bu ini
belanjaannya, makasi yaa.” Ucapku
Lucu sekali bu Ali itu tadi. Masih
percaya saja dengan iklan semacam itu. Sambil mikir itu merk detergennya unik
banget yaa namanya. Makin ahli saja strategi pasar, untuk membuat sebuah produk
terjual dan masyarakat tertarik membeli. Ditambah lagi ada hadiah didalam
produknya agar masyarakat lebih tertarik untuk membelinya.
Satu jam
kemudian..
“Ibu pulang
nak, tolong bantu ibu bawa belanjaan ini,” ujar ibi
“Iya bu”
jawabku
“Ohiya nak,
sekalian disusun belanjaannya diwarung yaa.” Tambah ibu
“okee,
beres bu hehe” jawabku.
Aku menyusun dan mendata satu
persatu barang yang akan kutaruh diwarung.
Minyak…
Sabun mandi…
Shampoo…
Pasta gigi…
Sikat gigi…
Obat nyamuk…
Sabun mandi…
Shampoo…
Pasta gigi…
Sikat gigi…
Obat nyamuk…
Eh ada detergen merk yang disebut ibu
Ali tadi. Wah tampilan bungkusnya menarik sekali, ku ambil satu ah untuk
menyuci. Tapi masih ada detergen dikamar mandi, jadi harus tunggu habis dulu,
mm….
Ahh aku penasaran sekali! Kuambil
satu dan bilang kepada ibu, ibu juga pasti tidak akan marah. Kubuka bungkusnya
untuk menemani ku menyuci sore ini. Wah aromanya sangat unik sekali. Langsung
ku bergegas mencuci pakaian. Setelah selesai mencuci aku langsung masuk ke
kamar, rasanya lelah sekali melakukan kegiatan itu-itu saja.
“Dindaa..dinda..” panggil ibu
“Iya bu, ada apa?” jawabku
“Itu pakaiannya toh nak dijemur
jangan di diamkan saja,” ujar iu
“Astaga, ibu aku lupaaa. Akan segera
aku jemur” tambahku.
Langsung ku
bergegas ke kamar mandi dan mengambil bak pakaian. Dan juga masih ada bungus
detergen yang tergeletak. Lekas ku ambil dan membuangnya. Dipertengahan jalan
membuang aku teringat perkataan bu Ali tentang hadiah didalam bungkus detergen
merk baru itu. Iseng saja kubuka, meskipun aku percaya hadiah itu semacam
strategi pasar.
DAN
TERNYATA…
“SELAMAT
ANDA MEMENANGKAN HADIAH UTAMA, WINTER IN PARIS”
Hahaha mungkin aku masih melindur
atau tidak percaya. Kutampar pipi kananku aww sakit. Masih tidak percaya juga,
kutampar juga pipi sebelah kiriku. Aww ternyata memang nyata aku sedang tidak BERMIMPI! AKU AKAN KE PARIS?
“Ayahh..
ibu.. Aku akan pergi ke Paris,” teriakku kencang dengan penuh semangat
Langsung aku ke kamar ayah dan ibuku
untuk memberitahukan hal membahagiakan ini,
“ayah,
ibu.. aku akan ke Paris, iyaa aku akan menimati musim salju di Paris,” Ujarku.
“Nak
maafkan ayah tidak bisa mewujudkan impianmu pergi ke Paris, ayah merasa tidak
berguna tidak bisa membahagiakanmu. Maaf ayah gak bisa mengajak kamu dan ibumu
liburan. Jangankan liburan, untuk hal kecil saja ayah tidak bisa melakukanya
sendiri karena penyakit ini,” ujar ayah lirih.
“Ayah
jangan sedih, aku tidak minta dibiayakan untuk pergi kesana tapi aku
mendapatkan hadiah dari merk detergen baru ini. Ini seperti durian runtung yang
tiba-tiba datang,” ucapku menjelaskan.
“Benar itu
nak?,” Tanya ayah.
“Benar aku
tidak bohong ayah, ini bungkusnya.” Jawabku sambil menitikan air mata
Kamipun
bertiga (Aku, ayah, dan ibu) berpelukan.
Aku bergegas kembali ke kamar dan
menatap gambar menara Eiffel yang aku pajang di dinding kamarku.
Hei wulan,
eca aku tidak lagi bermimpi! Mimpi itu kini sudah didepan mataku! Dan
teman-teman yang lainnya, yang membuat julukan “Si Pemimpi”
Aku
buktikan itu..
AKU BUKTIKANNN!
Aku adalah wanita yang beruntung.
AKU BUKTIKANNN!
Aku adalah wanita yang beruntung.
PARIS… I’M
COMING!!!
0 komentar:
Posting Komentar